Jacquelyn Soo adalahs eorang seniman multi displiner yang berbasis di Singapura dan mempunya ijazah Seni Rupa dan sertifikat di musikal Gamelan Indonesia. Karyanya sering divisualisasika dalam bentuk performens, instalasi, patung, gambar dan beberapa bentuk pertunjukan seperti tari, musik, sastra, puisi, fotografi, kerajinan dan karya media.

Karya-karya Jacquelyn mempertimbangkan 'kebutaan budaya'. Baginya, itu mengarah kepada seseorang yang tidak mengetahui ras, bahasa, agama, seksualitas dan budayanya di golongan masyarakat sendiri. Pertanyaan Jacquelyn adalah bagaimana seorang diri yang dibesarkan mengikuti budaya dan pendidikan yang sudah diterapkan, membentuk pemikiran, kepercayaan dan kepahaman seseorang terhadap dunia. Dari cara mana saja pengetahuan itu membantu atau menghalang. Selain itu, beberapa tema yang ia sering jelajahi adalah transformasi, tubuh, ruang, gerakan, ingatan, identitas, komunitas dan gender di lembaga masyarakat sekarang.  

Seniman pendiri Singapore Contemporary Young Artists, sebuah kelompok pendukung seniman muda di Singapura ini sudah terlibat di berbagai festival lokal dan internasional. Beberapa yang ternama seperti Nafas Residensi di Yogyakarta, Jatiwangi Artist-in-Residence d Indonesia juga WEYA World Event Young Artists 2012 Cultural Olympiad Event di Nottingham, Inggris, Youth-to-Youth exchange program di Laos dan beberapa performance art festival di New York, Kuala Lumpur, Bangkok, Swedia dan Singapura.


Jacquelyn Soo is a multi-disciplinary artist residing in Singapore. She has a Degree in Fine Art & a certificate in Indonesian Gamelan Music. Her artworks are in the field of performance art, installation, sculpture, drawing and sometimes also indulge in side projects involving dancing, music, poetry, photography, craft & media works.

In her works, Jaquelyn thinks about ‘culture blindness’. To be culturally blinded means someone who does not acknowledge race, language, religion, sexuality & culture in societies. Her question is how has being culturally brought-up, educated or informed, shape us in our thinking, beliefs and understanding of the world? In what ways can it, has it and could it serve us or does it handicap us? Common themes she explores are; Transformation, Body, Space, Movement, Memory, History, Identity, Community & Gender in the Function of Society.

Jacquelyn has been involved in various home & overseas art programs; Nafas Residensi in Yogyakarta, Indonesia; Jatiwangi Artist-in-Residence Programme, Bandung, Indonesia; WEYA World Event Young Artists 2012 Cultural Olympiad Event, Nottingham, UK; Youth-to-Youth exchange program in Luang Prabang, Laos; Performance Art in Odd Places Festival in New York City, USA; Open Roads International Performance Art Festival - Kuala Lumpur, Malaysia; Performance in Frames, Bangkok; STOFFestival, Stockholm, Sweden.


www.contemporaryart.sg
www.scyaproject.wordpress.com