Aliansyah Caniago adalah seniman yang berbasis dan bekerja di Bandung, Indonesia. Ia mengakui bahwa adanya kekurangan berkomunikasi secara verbal sehingga menjadi motivasi untuk bergaul secara visual. Tubuhnya menjadi media utama dalam mengekspresikan hasil riset dan observasinya terhadap situs-situs yang spesifik. Kebanyakan karyanya didekati melalui proses antropologi dimana Aliansyah mewawancarai dan berinteraksi dengan warga publik untuk mengumpulkan data dan mempelajari unsur-unsur sejarah dari situs tersebut. Ini dikembangkan menjadi cerita-cerita dan naratif yang berhubungan dengan sistem agama, politik, ekonomi dan unsur sosial lainnya. Melalui jalan ini, Aliansyah mengdokumentasi perubahan-perubahan melalui bahasa visual.

Aliansyah juga berpapasan dengan kerusakkan lingkungan setiap harinya. Idea kapitalisme sering kali mengesampingkan nilai kehidupan dan sejarah. Ia mengamati perjanjian antara pemerintah dan perusahaan dalam kegiatan jual-beli tanah milik rakyat yang nantinya diolah menjadi area industri untuk kepentingan kapitalis. Sekarang, industrialisasi, modernisasi dan 'keindahan' mereka berdampak sangat besar terhadap lingkungan. Contohnya dari kehidupan sehari-hari dimana susahnya mendapat air bersih dan udara segar serta seringnya banji melanda kota-kota yang sudah berkembang maupun yang sedang.

Mengutamakan potensi tubuh sebagai medium seni, Aliansyah membangun kesadaran atas apa ynag sudah hilang. Akhirnya, melalui performens, gambar dan lukisan yang ia karyakan, para audiens bisa kembali lagi mendapatkan jati diri mereka terhadap lingkungan sekitar.

Seni untuknya, adalah sebuah senjata jika di tangan yang tepat. Seni adalah sebuah energi yang berbentuk.


Aliansyah Caniago is a visual artist living and working in Bandung, Indonesia. He admits the lacking in his verbal communication and this whats drives him to converse visually. His body becomes a media to express the result of his research, after engaging himself with the specific environment. In most of Aliansyah's works, he approaches site-specific environmental issues through anthropological methods. He interviews and interacts with the public to collect data and learn history of the land, story of the people, their way of life and thinking, religion, politics, economy, etc. Aliansyah aims to document what have changed from the past and presents them through visual language.

Aliansyah faces destroyed environment almost daily. Capitalist ideas scrap the values of life and history. He observes collaborations with government to buy people’s land, and transform them to industrial areas for capitalist purposes. Nowadays, industrialization, modernization and their cosmetics, influence the environment greatly. For example, It is difficult to find clean water and fresh air, the frequency of flooding developing and developed cities negatively affect the commonplaces.
 
Through the potentiality of the body ad a medium, Aliansyah builds awareness and evokes memory about the past. Ultimately, his audiences would be able to rediscover their identity hence hold on to personal pride towards environment.

Art, for him is a weapon, as it be in the right hand. Art is an energy that has a form.